Jika Anda mencari pilihan pengobatan alternatif untuk sindrom terowongan karpal, perawatan kiropraktik untuk sindrom terowongan karpal dapat membantu memberikan pertolongan jangka panjang terhadap tanda dan gejala Anda tanpa memerlukan obat-obatan atau pembedahan.
Apa itu Sindrom Terowongan Karpal (CTS)?
Sindrom terowongan karpal adalah cedera yang disebabkan oleh saraf terjepit di pergelangan tangan. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa pada jari telunjuk dan jari tengah serta kelemahan pada ibu jari. Terowongan karpal mendapatkan namanya dari delapan tulang yang terletak di pergelangan tangan, yang dikenal sebagai tulang karpal. Kedelapan tulang karpal ini membentuk “terowongan” tempat saraf yang menuju ke tangan Anda memanjang.
Gejala Sindrom Terowongan Karpal:
Kehilangan kekuatan di telapak tangan dan ibu jari Anda.
Rasa nyeri yang menjalar dari tangan ke lengan (nyeri ini dapat menjalar hingga ke bahu).
Perasaan tidak berguna pada jari-jari.
Rasa nyeri dan kesemutan pada tangan di malam hari, yang sering kali dapat menyebabkan malam-malam tanpa tidur.
Perasaan bahwa jari-jari Anda bengkak meskipun sebenarnya tidak ada pembengkakan.
Rasa kesemutan di siang hari yang membuat Anda sulit meremas benda.
Apa Penyebab Sindrom Terowongan Karpal?
Terowongan karpal berisi tendon (bundel serat kolagen yang menempelkan otot ke tulang) yang mengendalikan gerakan jari-jari Anda. Tugas yang memerlukan gerakan pergelangan tangan yang sangat berulang dan kuat dapat mengakibatkan pembengkakan di sekitar tendon ini, yang dapat menyebabkan saraf terjepit. Sindrom terowongan karpal adalah cedera akibat penggunaan berlebihan yang umum, tetapi juga dapat disebabkan oleh kehamilan, trauma, dan penyakit tertentu.
Siapa yang Paling Berisiko Terkena Sindrom Terowongan Karpal?
Orang yang menghabiskan banyak waktu menggunakan papan ketik komputer atau mereka yang bekerja dengan perkakas tangan kecil paling mungkin mengalami sindrom terowongan karpal. Wanita dua hingga lima kali lebih mungkin mengalami sindrom terowongan karpal daripada pria; mereka yang berusia antara 30-60 tahun bahkan lebih mungkin mengalami CTS.